Minggu, 15 Juni 2014

Waktu

Cerita ini dimulai saat aku beranjak dewasa,,

Aku mempunyai masa kecil yang cukup menyenangkan, setidaknya lebih indah daripada saat ini. Aku anak tunggal. Sendiri dan kesepian. Cukup menggambarkan seorang anak tunggal kan? Aku mempunyai banyak sepupu. Sepupu yang menyangkan, dulu. Saat kami masih sama-sama kecil. Saat kami belum terlalu mengenal apa itu gadget.
Kami sering berkumpul saat liburan atau hari raya. Bermain, tertawa. Bahkan kami betah bermain sampai malam, begadang, bangun pagi-pagi untuk jalan-jalan. Just it. That such things make me happy for a while. Sampai mereka pulang ke rumah masing-masing.
Sampai pada hari kematian nenek kami, mereka hanya pulang dalam waktu yang sangat singkat. Mereka hanya sekadar mengunjungi dan kembali lagi. Apalagi teman satu-satuku, adik yang dirawat nenekku ikut ayahnya. Aku sendiri.
Tidak, tidak pernah aku menyalahkan kematian nenekku atas kesendirianku. Mereka sudah dewasa. Yaa, dewasa. Dan waktu yang membuat mereka dewasa. Apakah dewasa hal yang salah? Bahkan saat kami bertemu, kami hanya salim dan bermain gadget. I hate that. I hate persons who play their gadgets when they have a talk with me. Setidaknya mereka mengerti menghargai ucapan orang itu penting.

Semakin lama kami seperti asing, kami bahkan tidak pernah ngobrol satu sama lain. Tidak pernah mengejek satu sama lain. Dulu, aku membenci mereka saat mereka mengejekku, mengataiku. Tapi aku rindu itu sekarang. Aku rindu.
Kami semakin malu saat bertemu. Bahkan untuk sekedar menyapa dan menatap.
Kalian tahu rasa malu semakin memperburuk keadaan, apapun itu
Sekarang aku mulai mengerti, waktu yang menghancurkan kita. Menghancurkan masa kecil kita.
Tanpa kita sadari, waktu yang membuat kita semakin dewasa dan semakin jauh 
Tapi apapun yang terjadi, aku menyayangi kalian dan akan selalu seperti itu. Akan merindukan kalian sampai kapanpun itu.

 

0 comments:

Posting Komentar