Selasa, 20 Januari 2015

Poetry : Aku Ini

Sumber : Tumblr



Nggak lama ini gue dapet tugas buat puisi free genre. Beberapa minggu belakangan, gue emang belum di-ilhami inspirasi buat bikin karya. Padahal deadline numpuk tuh tugas tinggal 1 hari. Malamnya, gue tapa di kamar buat di kasih pencerahan kan, trus biar suasananya tambah oke, gue streamingan mv-nya A Great Big World ft Christina Aguilera - Say Something di youtube. Nah, pada akhirnya gue dapet inspirasi dari tuh lagu (gak tau dari tuh lagu atau dari hati-iya gue baru putus #nangis) Trus gue mau nge post deh tuh puisi disini. Kan udah lama juga engga ngepost :v Oke, cekidot~

Senin, 08 September 2014


Menunggu...
It's not hard
But, It's never been easy

Bahasa Indonesia ^^

Halooooo, long time no post :)

Sekarang mau nge post draft tugas bahasa indonesia gue. Buat Fabel!! Oke, let me tell you my (random) fable



gajah.jpgkele.jpg
SALAH PAHAM MEMBAWA PETAKA
Oleh : Nurraihan Pratiwi

Di sebuah hutan yang lebat, ada kerajaan megah yang dipimpin oleh raja yang sangat garang bernama Raja Lowo. Kerajaan itu bertempat tepatnya di Gua Pećina yang terkenal sangat luas dan hitam―penuh dengan sihir hitam. Di sanalah tempat tinggal kelelawar-kelelawar terkejam di seluruh hutan. Di sisi hutan yang lain, ada kerajaan yang bahagia. Kerajaan Voća yang subur makmur. Rakyat yang tinggal di Voća sangat bangga kerajaan mereka dipimpin oleh Raja yang bijaksana, Raja Mudro.
Di selatan Voća, tinggallah keluarga kecil, Keluarga Jedan, Keluarga Gajah. Mereka adalah keluarga yang sangat penutup. Sebagian dari keluarga hanya keluar untuk bekerja dan tinggal di rumah. Mereka tidak pernah mau membantu dan dibantu oleh tetangga. Mereka menganggapnya menjadi keluarga sombong. Padahal tidak ada seorangpun yang mengetahui betapa buruknya kehidupan mereka.

Rabu, 30 Juli 2014

Saat waktu membawamu berlari


Saat aku menyadari, aku mulai menjadi seorang dewasa. Selalu bertumbuh
Perlu waktu menyadari aku telah menjadi bagian dari orang-orang (yang dituntut) dewasa, perlu waktu untuk meyadari bahwa aku telah berani memerima resiko tanpa bersembunyi di balik punggung sang Ibu

Minggu, 15 Juni 2014

Waktu

Cerita ini dimulai saat aku beranjak dewasa,,

Aku mempunyai masa kecil yang cukup menyenangkan, setidaknya lebih indah daripada saat ini. Aku anak tunggal. Sendiri dan kesepian. Cukup menggambarkan seorang anak tunggal kan? Aku mempunyai banyak sepupu. Sepupu yang menyangkan, dulu. Saat kami masih sama-sama kecil. Saat kami belum terlalu mengenal apa itu gadget.
Kami sering berkumpul saat liburan atau hari raya. Bermain, tertawa. Bahkan kami betah bermain sampai malam, begadang, bangun pagi-pagi untuk jalan-jalan. Just it. That such things make me happy for a while. Sampai mereka pulang ke rumah masing-masing.
Sampai pada hari kematian nenek kami, mereka hanya pulang dalam waktu yang sangat singkat. Mereka hanya sekadar mengunjungi dan kembali lagi. Apalagi teman satu-satuku, adik yang dirawat nenekku ikut ayahnya. Aku sendiri.
Tidak, tidak pernah aku menyalahkan kematian nenekku atas kesendirianku. Mereka sudah dewasa. Yaa, dewasa. Dan waktu yang membuat mereka dewasa. Apakah dewasa hal yang salah? Bahkan saat kami bertemu, kami hanya salim dan bermain gadget. I hate that. I hate persons who play their gadgets when they have a talk with me. Setidaknya mereka mengerti menghargai ucapan orang itu penting.